Setelah sejak tanggal 10 Maret dinyatakan berstatus waspada, hari ini Rabu 30 April 2014 Gunung Slamet dinyatakan dalam status siaga. Pernyataan ini disampaikan oleh Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB melalui akun twitternya. Peningkatan status ini diputuskan karena sudah lebih dari sepekan ini aktivitas Gunung Slamet meningkat.
1) Gunung Slamet di Jateng terhitung mulai Rabu (30-4-2014) 10.00 Wib, status G. Slamet dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III).
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_BNPB) 30 April 2014
Selasa 29 April 2014 sejak pukul 00.00 sampai dengan 06.00 WIB terjadi 30 kali gempa letusan dan 60 kali gempa asap. Asap putih tebal kecoklatan - kelabu tebal teramati setinggi 150-700m, selain itu terdengar 26 kali suara dentuman. Luncuran lava picar terlihat mencapai 1500 meter dari kawah. Dari aktivitas-aktivitas yang terjadi sepekan ini disimpulkan secara umum intensitas dan frekuensi letusan Gunung Slamet semakin meningkat.
2) Selasa (29/4) dari pukul 00.00 – 06.00 Wib terjadi 30 kali gempa letusan, 67 kali gempa hembusan asap.
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_BNPB) 30 April 2014
3) Asap putih tebal kecoklatan - kelabu tebal setinggi 150 - 700 m, terdengar 26 kali suara dentuman.
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_BNPB) 30 April 2014
4) Terlihat luncuran lava pijar mencapai 1.500 meter dari kawah. Secara umum intensitas dan frekuensi letusan G. Slamet semakin meningkat.
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_BNPB) 30 April 2014
Sutopo menyampaikan bahwa rekomendasi daerah yang harus dikosongkan yaitu radius 4km dari puncak kawah. Selain itu tidak boleh ada kegiatan pendakian, berkemah, maupun wisata diradius 4km. Masyarakat dihimbau tetap tenang karena perkampungan seputar lereng Gunung Slamet berada diluar radius berbahaya.
5) Rekomendasi daerah yang harus dikosongkan radius 4 km dari puncak kawah. Dilarang melakukan pendakian, berkemah, wisata di radius 4 km.
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_BNPB) 30 April 2014
6) Masyarakat dihimbau tetap tenang. Belum perlu ada pengungsian karena permukiman yang ada saat ini masih berada pada zona aman.
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_BNPB) 30 April 2014
7) Permukiman penduduk terdekat sekitar 10 - 12 km dari puncak G. Slamet yaitu Ds. Jurang Manggu Kec. Pulosari, Kab. Pemalang.
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_BNPB) 30 April 2014
Saat ini Kepala BNPB telah memerintahkan untuk segera melakukan koordinasi dengan BPBD Jateng dan BPBD Pemalang, Banyumas, Brebes, Tegal, dan Purbalingga. "Rencana kontinjensi agar segera disempurnakan, disosialisasikan dan dilatihkan kepada masyarakat", Jelas Sutopo. arl/foto @kurniawaaaaaan
EmoticonEmoticon